OSTEOARTRITIS
By HEROdes.com
A. Definisi
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendidegeneratif yang paling banyak ditemukan, ditandai dengan hilangnya jaringan tulang rawan secara progresif, terutama mengenai sendi yang menanggung beban seperti lutut. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi serta adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian.
Tulang rawan sendi adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas beberapa sel tulang rawan yaitu kondrosit yang tersebar di seluruh matriks ekstraseluler dan memberikan jaringan ini sifat unik yang esensial untuk fungsi skeletal normal, misalnyasebagai pelindung untuk komponen tulang pada sendi diarthrodial serta memperhalus gesekan antara dua permukaan sendi. Sifat biomekanik tulang rawan sendi terkait langsung dengan arsitektur matriks ekstraseluler yang dihasilkan dan dipelihara oleh kondrosit. Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi.
B. JENIS-JENIS OA
• Primer
Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia 45 tahun, tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan dapat mengenai banyak sendi. Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari.
• Sekunder
Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.
C. Etiologi dan Patofisiologi
Salah satu teori terjadinya OA adalah kegagalan respon kondrositik tulang rawan yang melibatkan degradasi dan perbaikan (repair). Sitiokin IL-1 yang dilepas sebagai produk inflamasi di kapsul sendi akan memproduksi enzim katabolik termasuk stromelisin atau metalloprotease-3 (MMP-3)dan juga anabolik termasuk tissue inhibitor of metalloprotease (TIMP). Selanjutnya TIMP berfungsi menghambat stromelisin mengaktifkan kolagenase yang berpotensi merusak molekul koagen. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pada sendi OA mungkin terjadi ekspresi berlebihan MMP relatif terhadap inhibitor jaringan yaitu TIMP. Pengukuran MMP-1, MMP-3 dan TIMP dalam cairan sinovium penderita OA menunjukan peningkatan konsentrasi MMP relatif terhadap TIMP, yang dapat mendorong katabolisme matriks tulang rawan.
Cartilage Oligometric Matrix Protein (COMP) adalah protein matriks yang disintesis oleh sel sinovium dan juga kondrosit dan dirangsang oleh tumor growth factor (TFG-ᵝ1) yang dihasilkan dalam peradangan. COMP dilepaskan sebagai repons terhadap kerusakan dalam matriks tulang rawan. Pelepasan itu dapat disebabkan oleh suatu destabilisasi matriks ekstraseluler yang mengakibatkan pelepasan protein terikat (baund protein) dari matriks dan meningkatkan aktivitas protease terhadap COMP di daerah yang sakit. Penderita yang menunjukan peningkatan serum COMP sering memperlihatkan progresifitas kerusakan sendi. Vilim dkk (1999) cit Tulaar dkk (2005) menunjukkan bahwa kadar COMP serum berkorelasi baik dengan sinovitis pada penderita OA lutut.
Walaupun penyebab yang sebenarnya dari OA tetap tidak diketahui, tetapi kelihatannya proses penuaan ada hubungannya dengan perubahan-perubahan dalam fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan pada komposisi rawan sendi yang mengarah pada perkembangan osteoartritis.
Penggunaan atau pembebanan yang lama dan berlebihan terhadap suatu sendi pada pekerja fisik (berat), merupakan salah satu penyebab osteoartritis lutut. Cooper, dkk (1994) cit Hermansyah (2000), melaporkan bahwa osteoartritis lutut dapat timbul pada aktifitas pekerja fisik, seperti mengangkut beban, jongkok, naik tangga, berjalan, berdiri, duduk dan mengemudi.
Faktor-faktor genetik memainkan peranan pada beberapa bentuk osteoartritis. Perkembangan OA sendi-sendi interfalang distal tangan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan lebih dominan pada perempuan.
Hormon seks dan faktor-faktor hormonal lain juga kelihatannya berkaitan dengan perkembangan OA. Hubungan antara estrogen dan pembentukan tulang dan prevalensi osteoartritis pada perempuan menunjukan bahwa hormon memainkan peranan aktif dalam perkembangan dan progresivitas penyakit ini.
Sendi-sendi yang paling sering terserang oleh osteoartritis adalah sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan servikal dan sendi-sendi pada jari.
D. Manifestasi Klinis
Gejala utama osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Ummnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula merasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi tulang.
Tempat predileksi oateoartritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I, apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Pada falang distal timbul nodus Heberden dan pada sendi interfalang proksimal timbul nodus Bouchard.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan.
E. Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorik
Pada umumnya tidak ada kelainan, kecuali laju endap darah yang meninggi.
• Radiologik
Didapati penyempitan rongga sendi disertai sklerosis tepi persendian. Mungkin terjadi deformitas, osteofitosis atau pembentukan kista juksta artikuler.
Kadang-kadang tampak “spur formation”, “liping” pada tepi-tepi tulang dan adanya tulang-tulang yang lepas.
• Analisa cairan engsel
Dokter akan contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.
• Pengamatan dengan kamera (artroskopi)
Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.
F. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan penyakit osteoartritis sebagai berikut:
• Istirahat
Jika terjadi nyeri/ngilu pada engsel dianjurkan untuk beristirahat sekurangnya 12 jam. Bergeraklah secara biasa, tapi hindari menggerakkan engsel yang sama secara berulang-ulang. Istirahatlah sekitar 10 menit setelah satu jam bergerak.
• Olahraga
Dengan ijin dokter, penderita dapat melakukan olahraga biasa seperti bersepeda, jalan bahkan berenang. Olah raga ini akan meningkatkan daya tahan otot sekitar engsel. Jika mulai terasa nyeri/ngilu berhenti atau istirahat.
• Kompres
Kompres dengan air hangat atau dingin mampu mengurangi nyeri/ngilu yang terjadi. Gunakan kompres hangat sekurangnya 20 menit sehari. Sedang kompres dingin gunakan es batu.
• Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik yang mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis. Analgesik yang dipakai adalah asetaminofen dosis 2,6 – 4 gr/hari atau propoksifen HCl. Jika tidak berpengaruh dapat diberikan obat fenoprofin, piroksikam, ibuprofen.
• Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit dan pemekaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.
• Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
• Dukungan psikososial
• Persoalan seksual, terutama pada pasien terutama pada pasien OA di tulang belakang
• Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
• Operasi pertimbangan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi.
G. Gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar